MENANGKAP ENERGI

“Menangkap”, maksudnya usaha kita untuk memperoleh sesuatu dari yang “bergerak”, dinamis. Bahkan kalau dalam kaitan energi ini, kita mau yang bergerak itu yang terus menerus, abadi, lestari.

Benda yang bergerak tentu mempunyai energi. Mobil yang bergerak, dia mempunyai energi. Manusia yang bergerak tentu bertenaga. Energi yang diperoleh dari rangkaian Carbon, Hidrogen dan Oksigen. Kalau mobil perlu hidrokarbon, manusia perlu karbohidrat. Cuma beda rangkaian dan jumlah molekulnya saja.

Kita bisa “mencuri” energi, artinya modal energi kita “nol”, tetapi kita bisa sampai ke tempat yang jauh. Caranya dengan menumpang pada mobil. Mobil yang menghabisakan energinya, sedang energi kita masih utuh. Sementara mobil kemudian berhenti kehabisan energi (bensin), kita masih bisa jalan sampai ke tujuan.

Di alam ini, adakah sesuatu yang bergerak abadi? Terus menerus sepanjang “masa”? Sehingga kita bisa menumpang pada energinya itu. Atau bahkan mengambil sebagian energinya itu untuk kepentingan kita.

Kalau bisa, maka kita tidak akan pernah mengalami krisis energi. Energi akan senantiasa ada.

Apalagi ilmu fisika bilang, ada yang namanya hukum kekekalan energi atau energy conservation law. Energi dikatakan ada begitu saja di alam ini, tidak bisa diciptakan, dan tidak bisa dimusnahkan. Dia hanya malih bentuk saja. Berpindah dari satu wujud ke wujud yang lain.

Ada titik terang. Berarti di alam ini ada energi yang tidak pernah habis. Dan ada benda alam yang senantiasa bergerak tidak pernah berhenti sedetik pun!

Sungai boleh mengalirkan air. Mungkin lama, tetapi masih tergantung pada matahari yang akan menguras airnya dengan penguapan. Sekali air itu melayang ke udara sebagai uap, berhentilah gerakan air di sungai itu. Tetapi energi ikut terbawa uap ke atas, yang nanti akan diserahkan kembali ke bumi pada saat hujan memaksanya turun bareng-bareng.

Ada benda alam yang bergerak abadi: bumi, bulan dan matahari. Bumi berpusing pada porosnya, dengan kita menumpang pada permukaannya merasakan siang dan malam dalam 24 jam. Bulan berlari pada orbitnya, tanpa berpusing di sumbu dirinya, mengelilingi bumi dalam 29 hari. Dan matahari berlari lebih kencang pada lintasannya di jagad raya, membawa serta planet-planetnya dalam tata surya, mengelilingi pusat massa yang jauh lebih berat dari matahari. Semuanya bergerak abadi.

Lalu, dapatkah kita menangkap energi dari gerakaan ketiganya?

Kalau kita bisa menumpang mobil, dan memanfaatkan energi dari mobil itu. Tentunya ada cara juga untuk menumpang bumi dan memanfaatkan energi dari gerakan bumi-bulan-matahari itu.

Di atas mobil kita menumpang medium interior mobil yang mengamankan kita dari terlempar ke jalan aspal. Maka pada perjalanan di tata suria, kita perlu medium di permukaan bumi yang memungkinkan kita menangkap energi dari gerakan bumi-bulan-matahari itu. Apa mediumnya?

Bumi kita dibungkus air setebal rata-rata 4000an meter. Dan air laut ini menutup 72% permukaan bumi. Bumi yang bergerak, akan menyebabkan air ini pun ikut bergolak, menggelegak airnya. Ikut bergerak, mengalir sepanjang masa. Air laut inilah yang menjadi medium untuk menangkap energi yang abadi dari berpusingnya bumi, berlarinya bulan dan matahari.

Eureka!

Kita menemukan energi abadi, energi lestari. Energi yang kita tangkap! Energi hidrokinetik yang akan kita jinakkan untuk bisa kita tunggangi untuk melintasi peradaban ke depan.

Bandar Seri Begawan, 21 Maret 2016

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *